Mentan: Ekspor Beras Dipertimbangkan Jika Stok Nasional Cukup

11 hours ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah memperkuat cadangan beras nasional sebelum membuka peluang ekspor beras. Meskipun produksi dalam negeri tengah melonjak dan stok telah mencapai 3,18 juta ton.

"Kita upayakan dulu stok kita berkuat," kata Mentan di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian, seperti yang dikutip dari Antara., 27 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mentan mengungkapkan hal tersebut menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang membuka peluang ekspor beras karena surplus produksi saat ini. Ia menambahkan bahwa ekspor hanya akan dilakukan jika kebutuhan domestik benar-benar aman, mengingat potensi gangguan akibat perubahan iklim global terhadap produksi pangan.

"Yang penting kita dulu cukup dalam negeri. Kita harus siap kecukupan kita, bila perlu kita siapkan betul-betul lebih dari cukup bila perlu. Kenapa? Iklim tidak bersahabat," ujar Amran.

Ia menekankan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem, dengan mencontohkan krisis pangan yang dialami Jepang, Malaysia, dan Filipina akibat ketidakpastian iklim. Mentan juga menyatakan bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang benar menuju swasembada pangan, dengan komitmen tinggi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika global yang terus berubah.

"Kita harus mengantisipasi terburuk. Jangan sampai terjadi seperti Jepang, Malaysia dan Filipina," kata Amran. 

Adapun sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan lampu hijau bagi Indonesia untuk mengekspor beras ke sejumlah negara seiring dengan melimpahnya produksi nasional.  

Kendati begitu, Prabowo belum merinci negara mana saja yang akan menjadi tujuan ekspor, meskipun Malaysia baru-baru ini menyatakan ketertarikannya untuk membeli beras dari Indonesia.

“Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan, beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka. Saya izinkan! Dan saya perintahkan kirim beras ke mereka,“ kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu, 23 April 2025.

Presiden menyatakan bahwa jika diperlukan, beras yang diekspor ke sejumlah negara tidak harus dijual dengan harga tinggi, karena tujuan ekspor tersebut bukan semata-mata untuk meraih keuntungan maksimal.

“Kalau perlu, atas dasar kemanusiaan, kita jangan terlalu cari untung besar. Yang penting, ongkos produksi, plus angkutan (distribusi), administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang bukan menjadi bangsa yang minta-minta, tetapi bangsa yang bisa membantu, dan memberi (kepada) bangsa lain,” ucap Prabowo.

Bagaimana Kondisi Stok Cadang Beras Kini?

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) nasional kini telah mencapai 3,18 juta ton, jumlah yang menurutnya merupakan rekor tertinggi dalam 23 tahun terakhir dan kemungkinan terbesar sejak Indonesia merdeka.

“Capaian kita saat ini, khususnya stok, itu 3.180.000 ton per hari ini. Itu tertinggi selama 23 tahun, bahkan bisa jadi itu selama (Indonesia) merdeka,” kata Mentan Amran Sulaiman ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian, dilansir dari Antara.

Selain mencatatkan peningkatan stok, Amran juga mengungkapkan bahwa produksi beras nasional meningkat tajam sebesar 50 hingga 62 persen sepanjang Januari hingga April, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menyatakan capaian ini patut dibanggakan, mengingat Indonesia mengalami surplus beras di saat sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang sedang menghadapi krisis pangan dan kenaikan harga.

“Di saat ini kita surplus (beras), di saat negara sahabat, negara tetangga Malaysia, Filipina dan Jepang kesulitan pangan. Itu kebanggaan kita,” kata Mentan. 

Gagasan Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan telah lama ia suarakan, termasuk ketika memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 2 Desember 2024. Ia optimistis bahwa Indonesia tidak akan perlu mengimpor beras lagi pada tahun 2025, mengingat tren produksi pangan nasional yang terus menunjukkan peningkatan.

“Dan sangat besar kemungkinan dan keyakinan saya tahun 2025, kita tidak akan impor beras lagi,” kata Prabowo.

Sementara Wakil Mentan Sudaryono menyampaikan bahwa hingga April 2025, produksi beras nasional mengalami surplus sekitar 2,8 hingga 3 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menuturkan, Presiden Prabowo berharap tren positif ini terus dipertahankan, terlebih ketika sejumlah negara lain tengah dilanda krisis pangan.

Sementara itu, menurut informasi dari Badan Pangan Nasional, komitmen Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk menghentikan impor beras turut memberi dampak terhadap penurunan harga beras di pasar global. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan hal itu dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Banten yang berlangsung di Pendopo Gubernur Serang, pada 10 Januari 2025.

“Ternyata kebijakan kita turut memicu harga beras di pasar dunia turun. Begitu Pak Menko sampaikan bahwa kita tidak mengimpor 4 produk pangan, salah satunya beras. Beras dari beberapa negara turun mulai dari USD 640 per metrik ton, turun lagi ke USD 590 sampai USD 490. Hari ini sudah dekat-dekat di USD 400-an. Jadi luar biasa kebijakan kita hari ini,” kata Arief.

Terpisah, Amran mengungkapkan bahwa beberapa negara eksportir beras berharap Indonesia tetap bergantung pada impor, bukan menjadi negara yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Ia menilai, lonjakan produksi beras di Indonesia membuat sejumlah negara kecewa karena mengurangi peluang ekspor mereka ke Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu pasar utama.

"Kemarin yang kami dapat, lembaga Amerika Serikat, itu USDA, itu mengatakan bahwa produksi beras Indonesia melompat tinggi dan kata-katanya itu mengecewakan eksportir negara lain,” ucap Amran. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |