Militer Israel Bantai 151 Warga di Gaza dalam Sehari, Kepung Rumah Sakit Indonesia

5 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel mengumumkan dimulainya operasi darat baru yang ekstensif di seluruh Gaza utara dan selatan pada hari yang telah menewaskan sedikitnya 151 orang dalam gelombang serangan tanpa henti di seluruh wilayah Palestina tersebut dalam 24 jam pada Ahad.

Setidaknya 36 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka ketika pesawat tempur Israel mengebom sebuah kamp tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di wilayah al-Mawasi, Khan Younis, di Gaza selatan, sumber medis mengatakan kepada Aljazeera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedikitnya 135 orang tewas hanya pada Ahad pagi, termasuk 42 orang di wilayah utara Gaza yang dibom berat, sumber medis mengatakan kepada Aljazeera Arabic. Lima jurnalis juga termasuk di antara korban tewas bersama keluarga mereka ketika rumah mereka dibom.

Video yang terverifikasi dari lokasi kejadian menunjukkan banyak mayat, termasuk beberapa yang terbakar. Korban tewas dan luka dibawa ke rumah sakit lapangan terdekat dan Kompleks Medis Nasser.

Sementara di Gaza utara, direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr. Marwan al-Sultan, mengatakan pasukan Israel “secara langsung menargetkan” dan mengepung fasilitas tersebut, menjebak sekitar 55 orang di dalamnya.

Dalam serangan terbarunya terhadap sistem perawatan kesehatan Gaza yang hancur, Israel sekali lagi menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, kali ini dengan drone, sementara pasukannya juga melakukan serangan darat di utara dan selatan wilayah yang dibombardir.

Pejabat kesehatan mengatakan pada Ahad malam bahwa pertempuran di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan "pengepungan" militer Israel memaksa rumah sakit itu ditutup.

Itu adalah fasilitas medis utama di utara setelah serangan udara Israel tahun lalu juga memaksa rumah sakit Kamal Adwan dan Beit Hanoon untuk berhenti menyediakan layanan kesehatan.

"Ada penargetan langsung pada rumah sakit termasuk unit perawatan intensif," kata direktur Rumah Sakit Indonesia Dr Marwan al-Sultan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa tidak seorang pun dapat mencapai fasilitas tersebut, yang memiliki sekitar 30 pasien dan 15 staf medis di dalamnya.

Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit selama perang 19 bulan di Gaza. Kelompok hak asasi manusia dan pakar yang didukung PBB menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza.

Dengan "penutupan Rumah Sakit Indonesia, semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara kini tidak beroperasi lagi", kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Organisasi kemanusiaan Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan bahwa serangan tentara Zionis Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara menimbulkan kerusakan struktural parah dan melemahkan layanan kesehatan di RS tersebut.

“Kondisi RS memprihatinkan. Kaca-kaca jendela pecah dan plafon berjatuhan di lantai, sehingga mengganggu berbagai layanan medis penting di ruang perawatan intensif, instalasi gawat darurat, dan ruang operasi,” menurut MER-C yang menjelaskan dampak serangan Israel terhadap RS Indonesia dan bangunan Wisma Joserizal di dekatnya, Ahad seperti dilansir Antara.

Melalui pernyataan persnya, MER-C mengatakan bahwa bom-bom yang dijatuhkan pasukan Zionis di sekitar area RS menimbulkan guncangan hebat, yang oleh warga setempat terasa seperti gempa bumi, yang semakin menambah kerusakan di RS.

“Beberapa alat medis bahkan dilaporkan tertimpa reruntuhan akibat getaran (ledakan) tersebut,” menurut MER-C, menambahkan.

Menurut informasi dari staf lokal MER-C di RS Indonesia, Israel mengepung RS Indonesia dengan pesawat nirawaknya, sementara personel militer mereka yang berada sekitar 500 meter di sebelah utara dan selatan RS Indonesia melarang adanya aktivitas apapun di sana.

Meski di tengah ancaman Israel dan keterbatasan makanan, puluhan staf medis dan relawan yang masih bertahan di RS Indonesia terus berusaha membersihkan bagian dalam rumah sakit. MER-C memastikan bahwa hingga saat ini tersisa 20 staf di RS Indonesia.

Menurut MER-C, RS Indonesia selalu berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan untuk warga Gaza. Mereka menegaskan akan terus mendukung pelayanan medis dan renovasi RS meski di tengah keterbatasan dan kerusakan akibat serangan Israel.

MER-C menyatakan bahwa penyerangan terencana dan tanpa peringatan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional.

Organisasi kemanusiaan itu pun mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan militer di dalam Jalur Gaza dan tidak membuat kerusakan lebih parah terhadap RS Indonesia serta membuka blokade makanan di Gaza supaya staf medis dapat menerima bantuan yang diperlukan.

Fasilitas kesehatan Gaza telah menjadi sasaran berulang kali selama serangan mematikan Israel yang dimulai 18 bulan lalu.

Fasilitas lain di utara yang telah dibom, dibakar, dan dikepung oleh militer Israel sejak dimulainya perang termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit al-Shifa, Rumah Sakit al-Ahli, dan Rumah Sakit al-Awda. Puluhan klinik, stasiun, dan kendaraan medis lainnya juga menjadi sasaran serangan.

Penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

Sedikitnya 464 warga Palestina telah tewas dalam seminggu terakhir saat militer Israel bersiap untuk secara signifikan mengintensifkan invasi daratnya ke wilayah Palestina meskipun ada kritik internasional. Setidaknya 53.339 warga Palestina telah tewas dan 121.034 terluka sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kantor Media Pemerintah Palestina memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 orang, dengan mencatat bahwa ribuan orang yang masih hilang di bawah reruntuhan diperkirakan tewas.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |