NFA Siapkan Dua Strategi Jaga Stabilitas Harga Beras

3 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (NFA) menyiapkan dua langkah utama untuk menjaga kestabilan harga beras hingga akhir tahun, yakni memperkuat intervensi pasar dan memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap di atas tiga juta ton sampai Desember 2025.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyebut pemerintah di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto fokus menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan keterjangkauan harga bagi konsumen.

“Pemerintah mempersiapkan untuk November–Desember hingga Januari–Februari, masa ketika produksi biasanya di bawah kebutuhan konsumsi. Maka stok cadangan harus siap untuk intervensi,” ujar Arief dalam dialog di Jakarta, dikutip pada Selasa (7/10/2025).

Intervensi dilakukan melalui dua skema, yaitu Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta program bantuan pangan beras. Untuk Oktober–November 2025, NFA menyiapkan distribusi 365 ribu ton beras dan 73,1 ribu kiloliter minyak goreng, bekerja sama dengan Bulog dan Kementerian Keuangan.

NFA telah mengajukan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) senilai Rp6,5 triliun ke Kementerian Keuangan pada 1 Oktober guna mendanai program tersebut. Dana itu digunakan untuk bantuan pangan beras dan minyak goreng satu kali salur.

Harga beras ditetapkan Rp13.500 per kilogram dan minyak goreng mengikuti Harga Eceran Tertinggi MinyaKita Rp15.700 per liter, dengan sasaran 18,27 juta keluarga penerima bantuan (PBP).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 3,72 juta ton dibanding periode sama tahun sebelumnya. Namun, produksi bulanan mulai menurun sejak Oktober hingga Desember sehingga berpotensi memicu kenaikan harga di lapangan.

“Kalau produksi di bawah konsumsi, harga gabah akan naik dan berimbas pada harga beras di masyarakat. Di situ pemerintah masuk melakukan intervensi, seperti Bank Indonesia saat menjaga nilai tukar,” kata Arief.

Dari total stok Bulog sebesar 3,89 juta ton per 3 Oktober, sekitar 1,5 juta ton dialokasikan untuk intervensi pasar. Dengan langkah ini, NFA menargetkan stok CBP tetap stabil di kisaran tiga juta ton pada akhir tahun. Bulog telah menyerap 3,002 juta ton beras dari produksi dalam negeri dan menyalurkan 886,4 ribu ton CBP untuk berbagai program. Angka itu melampaui target sesuai Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025.

"Presiden menegaskan, yang harus dijaga itu dua-duanya, yaitu petani dan peternak di satu sisi, konsumen di sisi lain. Kalau hanya berpihak ke konsumen, petani rugi. Kalau hanya ke petani, masyarakat kesulitan karena harga tinggi,” ucap Arief.

Ia menambahkan, kebijakan pangan nasional diarahkan pada tiga sasaran: peningkatan kesejahteraan petani, pengendalian inflasi, dan perlindungan daya beli masyarakat. “Semuanya harus dijaga dalam satu kesatuan sistem yang berkelanjutan,” ujarnya.

Data BPS menunjukkan kesejahteraan petani terus membaik. Nilai Tukar Petani subsektor pangan (NTPP) mencapai 113,95 pada September 2025, tertinggi sepanjang tahun ini sekaligus rekor sejak April 2024. Inflasi umum berada di level 2,65 persen (year-on-year) dan 0,21 persen (month-to-month), sedangkan inflasi pangan bergejolak 6,44 persen secara tahunan, menandakan daya beli masyarakat relatif terjaga.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |