Ngomi O Obi, Film Dokumenter Mengungkap Realitas Kehidupan di Sekitar Tambang Pulau Obi

8 hours ago 8

INFO NASIONAL - Jurnalis visual Arfan Sabran dan TV Tempo berkolaborasi menghadirkan sebuah film dokumenter berjudul “Ngomi O Obi”. Film yang berarti “Kami yang di Obi” ini menyuguhkan potret autentik kehidupan masyarakat di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang tinggal berdampingan dengan aktivitas pertambangan di wilayah mereka.

Dengan visual kuat hasil sinematografi Nicky Nugroho Soetarto sebagai Director of Photography (DOP), film ini tidak hanya menyentuh secara emosional, namun juga mengajak penonton untuk berpikir kritis terhadap dinamika sosial dan lingkungan di daerah tambang terpencil yang jarang tersorot media arus utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu tokoh sentral dalam film ini adalah Mama Nia, penduduk lokal yang mengaku terkejut saat tim TV Tempo datang. Perempuan 46 tahun ini mengatakan, para kru bukan sekadar mengambil gambar seperti kebanyakan pengunjung, melainkan menggali cerita dan mendalami kehidupan warga.

“Saya senang karena keseharian kami tidak dibuat-buat. Itu realitas yang sebenarnya,” ujar Mama Nia dalam diskusi Film “Ngomi O Obi” di Auditorium Pascasarjana FIKOM Universitas Padjadjaran pada Rabu, 21 Mei 2025. Mama Nia berharap diskusi film dokumenter ini dapat membawa pesan yang sesungguhnya tentang bagaimana kehidupan masyarakat di Pulau Obi.

Chief Executive Officer (CEO) TV Tempo, Anton Aprianto mengatakan, film “Ngomi O Obi” mengusung pendekatan jurnalistik eksplanatori yang bertujuan menggambarkan realitas secara menyeluruh. “Cerita ini harus sampai ke publik, bagaimana kita memotret kehidupan yang paling riil,” ujarnya.

Film “Ngomi O Obi” mendokumentasikan dampak sosial dan ekonomi dari keberadaan perusahaan tambang di Pulau Obi. Terjadi peningkatan kebutuhan pangan hingga terbentuknya koperasi dan komunitas lokal yang mulai membangun upaya kolektif demi kesejahteraan bersama.

“Kami memotret lebih pada sisi kehidupan masyarakat di area tambang Pulau Obi,” kata Anton. “Ternyata, mereka di sana hidupnya lebih baik dengan adanya perusahaan tambang.”

Mahasiswa akan menonton film dokumenter “Ngomi O Obi” di Auditorium Pascasarjana FIKOM Universitas Padjadjaran, Bandung, pada Rabu, 21 Mei 2025. Dok. TEMPO

Dosen Program Studi Televisi dan Film, Universitas Padjadjaran, Muhammad Rio mengatakan, film dokumenter ini bisa menjadi rujukan penting bagi mahasiswa untuk membangun nalar kritis terhadap isu-isu sosial. “Keunggulan film dokumenter adalah sangat fleksibel untuk pemilihan sinematografi, sehingga tidak terlalu kaku, lebih bervariasi, dan sesuai kebutuhan,” katanya.

Dia juga menekankan pentingnya ruang pemutaran film dokumenter di lingkungan akademis. Itu sebabnya, acara diskusi ini menjadi penting karena pada akhirnya kuantitas ataupun kualitas dari adanya screening film menjadi lebih banyak, bisa terfasilitasi, dan masuk dalam ranah akademis,” ucapnya.

Salah satu aspek menarik dari film ini adalah proses kolaboratif yang dijalani seluruh tim produksi. Director of Photography (DOP), Nicky Nugroho Soetarto menyatakan, proses pengambilan gambar dilakukan dengan semangat dokumenter yang penuh eksplorasi dan diskusi mendalam.

“Produksi film cukup tricky. Namun secara keseluruhan sangat menyenangkan karena memang mengangkat semangat pembuatan dokumenter,” ucapnya. Kolaborasi ini, menurut Nicky, berhasil menyampaikan pesan yang kuat kepada penonton tentang pentingnya mendengar suara dari wilayah pinggiran Indonesia yang sering luput dari pemberitaan nasional. (*)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |