REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat total kredit pemilikan rumah (KPR) program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang disalurkan kepada 103.807 debitur mencapai Rp 14,21 triliun hingga Agustus 2025.
Menurut perseroan, capaian tersebut menegaskan dukungan BRI terhadap program tiga juta rumah yang digagas pemerintah.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyatakan, program tersebut sejalan dengan komitmen BRI mendorong pembangunan inklusif dan menggerakkan perekonomian rakyat.
“BRI memandang program ini sebagai bagian dari upaya pemerintah memperluas akses perumahan sekaligus mendorong pemerataan pembangunan,” kata Hery dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Ia menambahkan, program tiga juta rumah memberikan multiplier effect melalui peningkatan aktivitas usaha, penciptaan lapangan kerja, dan perputaran ekonomi daerah.
“Dukungan terhadap program ini adalah bagian dari komitmen BRI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Perseroan memastikan seluruh pembiayaan tetap menjaga kualitas kredit yang sehat. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) KPR FLPP yang terjaga di level 1,52 persen.
Melalui kerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) serta BP Tapera, BRI pada awalnya mendapat alokasi penyaluran KPR Sejahtera FLPP 2025 sebanyak 17.700 unit, yang kemudian meningkat menjadi 25.000 unit.
Hingga 25 September 2025, total penyaluran KPR FLPP BRI telah mencapai 23.925 unit. Capaian ini didukung rata-rata realisasi bulanan sepanjang Januari–Agustus 2025 yang mencapai 2.658 unit per bulan, lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata realisasi 2024 sebesar 1.258 unit per bulan.
Sebelumnya, pada Senin (29/9/2025), pemerintah menggelar akad massal KPR FLPP dan serah terima kunci bagi 26.000 debitur secara serentak di 33 provinsi. Acara utama berlangsung di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Kabupaten Bogor, dan dihadiri langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto beserta jajaran menteri.
Dalam kesempatan itu, Presiden menegaskan pembangunan perumahan merupakan langkah strategis pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Perumahan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan rendah. Selain itu, perumahan selalu menjadi motor pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Karena itu, kita beri target yang tinggi, yaitu tiga juta rumah,” kata Presiden.
sumber : Antara