Ratusan Nasi Goreng MBG di Bulukumba Diduga Basi, Siswa Tak Mau Makan

5 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa SMP Negeri 2 Bulukumba, Sulawesi Selatan diduga basi. Pihak sekolah menyebut menu nasi goreng merah dan nasi goreng kecap tidak disentuh siswa karena berbau. 

Kepala SMP Negeri 2 Bulukumba Sahiruddin mengatakan menu nasi goreng baik nasi goreng merah maupun nasi goreng kecap tidak dalam kondisi layak untuk disantap siswa. 

"Menu nasi goreng merah sudah basi. Nasi goreng kecap masih mentah dan tidak enak dimakan," kata Sahiruddin pada awak media, Jumat (23/5). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak tiba di sekolah, sebanyak 712 paket menu makanan tidak disentuh siswa karena makanan mengeluarkan aroma tidak sedap.

"Tidak ada siswa yang mau makan. Itu makanannya ada di piring ompreng yang ditumpuk di depan ruang guru," imbuhnya.

Dia pun menyayangkan pelaksanaan program MBG dan meminta pemerintah melakukan evaluasi. Sahiruddin tidak ingin para siswa dirugikan. 

"Ini program bagus, tapi pelaksanaannya sangat mengecewakan. Alih-alih memberi manfaat, justru merugikan siswa," katanya.

Sementara itu, menu MBG untuk SMP Negeri 2 Bulukumba disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ujung Bulu 01. 

Bantahan SPPG

Wahyu, Koordinator SPPG Ujung Bulu 01, menampik laporan tersebut. Menurut dia, nasi goreng tidak basi dan hanya berbeda dalam hal tekstur.

"Nasinya tidak basi, hanya lembek atau agak basah. Di lapangan kita tidak dapat laporan kalau nasi itu mengeluarkan bau," kata Wahyu. 

Pihaknya, lanjut dia, hanya menerima laporan bahwa nasi lembek atau agak basah sehingga agak menggumpal. Wahyu mengaku sudah mencoba nasi tapi tidak menemukan tanda menu tersebut basi.

"Saya pastikan itu nasinya basah tidak basi," katanya.

Di sisi lain, permintaan evaluasi Sahiruddin bukan tanpa alasan. Pasalnya, kasus keracunan menu MBG dilaporkan di berbagai daerah.

Baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan 17 kasus keracunan MBG di 10 provinsi. Mayoritas kasus keracunan terjadi di Jawa Barat.

Kenapa bisa keracunan MBG?

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut penyebab keracunan antara lain, bahan baku tidak layak, jeda waktu memasak dan penyiapan makanan terlalu lama ditambah waktu pengiriman makanan.

"Jadi ada bahan baku yang tidak layak disajikan. Akhirnya sekarang kami tingkatkan bahan baku harus lebih selektif dan harus fresh," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Rabu (21/5).

(mir/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |