Rhenald Kasali Ingatkan Lonjakan Pengangguran Muda, Bandingkan dengan Krisis 1998

3 hours ago 6

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Prof Rhenald Kasali mengingatkan ancaman meningkatnya pengangguran muda yang kini sudah memasuki tahap lampu kuning. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Prof Rhenald Kasali mengingatkan ancaman meningkatnya pengangguran muda yang kini sudah memasuki tahap lampu kuning. Ia menilai kondisi ini dapat berdampak serius terhadap daya beli masyarakat dan pergerakan ekonomi nasional.

“Pengangguran di antara kaum muda itu sudah lampu kuning. Sudah sekitar antara 13 sampai 16 persen. Ini sudah mendekati kejadian tahun 1998 dulu,” ujar Rhenald Kasali dalam Taklimat Media Wealth Wisdom Permata Bank di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurut Founder Rumah Perubahan itu, situasi ini perlu diwaspadai karena tren pengangguran muda menyerupai periode krisis ekonomi 1998 hingga awal 2000-an. Saat itu, tingkat pengangguran di kelompok usia 15–24 tahun sempat menembus 19 persen.

“Tahun 2000-an juga sempat 19 persen—dari 16 persen jadi 19 persen tahun berikutnya,” ungkapnya.

Rhenald menilai, tingginya pengangguran di kalangan muda menjadi sinyal serius bagi daya beli rumah tangga. Sebab, kelompok usia produktif inilah yang seharusnya menjadi motor utama ekonomi nasional.

“Ini harus di-address benar-benar agar menjadi daya beli dan bisa menggerakkan ekonomi. UMKM bergerak, ekonomi kita secara langsung bisa bergerak lagi,” ujarnya.

Ia pun menyambut baik langkah pemerintah membuka program magang bagi lulusan baru dengan bayaran Rp3,3 juta. Program tersebut dinilai mampu membantu kaum muda memperoleh pengalaman kerja sekaligus menjaga konsumsi masyarakat.

“Magang dan dibayar Rp3,3 juta itu hal yang baik,” tutur Rhenald.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka nasional tercatat 4,75 persen. Namun, Rhenald mengingatkan agar perhatian tidak hanya tertuju pada angka nasional, melainkan juga pada pengangguran muda yang terus meningkat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |