Begini Keuntungan Membeli Surat Utang Negara

8 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kian gencar berutang. Pada Selasa, 20 Mei 2025, Kementerian Keuangan telah melelang delapan seri Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah.

SUN merupakan instrumen keuangan berbentuk surat berharga yang menyatakan pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing dengan jaminan pembayaran pokok dan bunga oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Penerbitan SUN dilakukan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terdapat dua jenis SUN, yakni Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara, termasuk di dalamnya Obligasi Negara Ritel (ORI). Pemerintah menggunakan SUN sebagai salah satu instrumen pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan anggaran negara, termasuk menutup defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Investor dapat membeli SUN melalui dua mekanisme, yakni pasar perdana dan pasar sekunder.

Ada beberapa keuntungan berinvestasi pada efek bersifat utang berdasarkan situs Bursa Efek Indonesia, yakni:

  • Imbal Hasil Berkala Lebih Tinggi dari BI Rate. Investor akan menerima kupon, fee, atau nisbah secara rutin. Umumnya, tingkat imbal hasil dari efek utang ini lebih tinggi dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia.
  • Peluang Capital Gain di Pasar Sekunder. Efek bersifat utang dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Jika harga jual lebih tinggi dari harga beli, investor akan memperoleh keuntungan modal (capital gain).
  • Risiko Lebih Rendah Dibanding Saham. Dibandingkan saham yang cenderung fluktuatif, efek bersifat utang memiliki risiko yang lebih rendah, terutama untuk surat utang diterbitkan oleh pemerintah yang dinilai sebagai instrumen nyaris bebas risiko.
  • Beragam Pilihan Seri di Pasar Sekunder. Investor memiliki banyak pilihan seri efek utang yang tersedia di pasar sekunder sehingga dapat menyesuaikan investasi dengan preferensi dan kebutuhan masing-masing.

Imbal Hasil

Dalam konteks obligasi, imbal hasil menggambarkan pengembalian yang diharapkan investor atas investasi obligasi dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, imbal hasil dinyatakan dalam bentuk suku bunga atau persentase.

Jenis imbal hasil yang paling dikenal adalah tingkat kupon obligasi, yakni persentase bunga yang dibayarkan secara berkala kepada pemegang obligasi. Namun, terdapat beberapa jenis imbal hasil lainnya yang juga penting untuk diperhatikan:

1. Imbal Hasil Saat Ini (Current Yield).

Karena obligasi diperjualbelikan di pasar sekunder, harga perdagangannya bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai nominal. Imbal hasil saat ini dihitung dengan menggunakan harga pasar obligasi sebagai penyebut, bukan nilai nominalnya sehingga mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih realistis sesuai kondisi pasar.

2. Imbal Hasil hingga Jatuh Tempo (Yield to Maturity/YTM).

YTM menunjukkan tingkat pengembalian tahunan jika obligasi atau surat utang dipegang hingga jatuh tempo. Perhitungan ini mempertimbangkan seluruh pembayaran kupon yang diterima selama masa berlaku obligasi, serta pengembalian pokok pada saat jatuh tempo. YTM juga memperhitungkan apakah obligasi dibeli pada harga diskon atau premi. Karena itu, YTM dianggap sebagai indikator imbal hasil yang paling komprehensif dan sering digunakan oleh pelaku pasar obligasi. 

Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor: Amputasi Gerakan Reformasi dalam Buku Sejarah Indonesia

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |