Cerita Remaja dan Gawai: Bangun Tidur Langsung Cari HP

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gadget kini lekat dengan kehidupan masyarakat, khususnya remaja. Dari bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, gawai menjadi teman setia yang menemani keseharian.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, dari 68 juta remaja (usia 10 tahun hingga 24 tahun) di Indonesia, sekitar 34 persen di antaranya mengalami kecanduan gadget. Kondisi ini membuat sebagian remaja merasa kesepian, bahkan satu dari empat remaja mengalami stres hingga terganggu kesehatan mentalnya.

Bagi Indah (16 tahun), siswi SMA di Jakarta Barat, gadget adalah barang pertama yang dicari begitu mata terbuka. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan sekitar enam hingga delapan jam hanya untuk bermain media sosial.

“Biasanya buka TikTok, Instagram, kadang nonton YouTube. Kalau udah stres, scroll medsos itu bikin aku lupa masalah sebentar,” ujarnya kepada Republika.co.id pada Jumat (3/10/2025).

Meski demikian, ia mengakui tidak semua aktivitas di gawainya sekadar hiburan. “Aku juga sering pakai HP buat cari referensi tugas sekolah, atau belajar lewat HP,” kata dia lagi.

Fadli (22 tahun), karyawan swasta, menyebut gadget sebagai “senjata multifungsi” dalam hidupnya. “Gak nentu ya kalau ditotal berapa jam sehari. Setengahnya buat hal produktif kayak kerjaan. Sisanya ya main game atau streaming,” katanya.

Namun, ia mengakui gadget bukan selalu penyelamat. “Waktu kesepian, kadang malah makin overthinking kalau lihat orang lain di media sosial tapi kalau gak ada HP, juga bosan banget. Serba salah,” ujarnya.

Kedua remaja ini juga mengaku pernah mencoba detoks digital. Indah memilih mematikan HP sehari penuh saat berlibur bersama keluarga, sementara Fadli biasanya menghapus aplikasi media sosial saat sedang overthinking. “Awalnya susah sih, tapi setelah sehari-dua hari ternyata biasa juga,” kata Arif.

Meski begitu, keduanya sama-sama mendengar nasihat orang tua soal waktu layar. “Mama sering bilang jangan kebanyakan main HP, nanti sakit mata. Tapi ya balik lagi, sekarang semua serba online, jadi ya susah dibatasi,” kata Indah.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam acara diskusi pada Selasa (30/9/2025), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan dari 68 juta remaja dengan rentang usia 10-24 tahun sebanyak 34 persen di antaranya mengalami kecanduan gadget dan menyebabkan remaja merasa kesepian. Wihaji juga menyebutkan bahwa satu dari empat remaja mengalami stres hingga mengganggu kesehatan mentalnya karena penggunaan gawai yang mendominasi dalam kegiatan sehari-hari. Menurutnya kondisi ini bisa diintervensi salah satunya dengan komunikasi yang hangat dari keluarga dengan sang remaja.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |