
Kampusiana--Ratusan peggiat komunitas hadir dalam agenda Spread Kindness, Build Togetherness di Ampera, Jakarta Selatan, Kamis (02/10/2025). Acara tersebut sebagai penguatan jalinan kolaborasi Dompet Dhuafa dan para komunitas dari beragam latar belakang.
Turut hadir seperti Rinaldi Nur Ibrahim (Ceo Youth Ranger Indonesia), Inara Rusli (Komunitas Teman Searah) dan Wawang Sunarya (Penerima Manfaat dan Penggiat Komunitas), Etika Setiawanti selaku Direktur Resource Mobilization Dompet Dhuafa, serta Ahmad Faqih Syarafaddin selaku General Manager (GM) Penghimpunan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa.
Etika Setiawanti menuturkan, agenda ini untuk mendorong ragam kolaboraksi dengan komunitas di berbagai sektor kebaikan. Tercapainya target penyaluran dan pemberdayaan penerima manfaat tidak terlepas dari kolaboraksi dengan komunitas”.
“Terima kasih banyak para perwakilan komunitas yang sudah hadir. Tercatat terdapat ratusan komunitas hadir dalam agenda ini. Diharapkan kegiatan ini menjadi ajang terwujudnya sinergi kebaikan dan memunculkan ide-ide maupun gagasan yang penting bagi program kebermanfaatan bagi Dompet Dhuafa. Kami juga berharap dapat masukan atau saran maupun gagasan dari para peggiat komunitas dalam mewujudkan program yang pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut merupakan bagian dari menjaga transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi dan kewajaran,” tambah Etika.
Diwaktu yang sama, Ahmad Faqih Syarafaddin juga mengungkapkan saat ini waktunya anak-anak muda menjadi penggerak kebaikan. “Banyak anak-anak muda membuka gagasan-gagasan penting dan mewujudkan ide-ide kreatif dalam hal kebaikan. Wujud ini saya dalami ketika kala lima tahun silam pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia,” tuturnya.
Ahmad memaparkan, pandemi Covid-19 memantik masyarakat untuk berpikir dan menemukan ide-ide dalam mengelola komunikasi, bagaimana komunikasi tidak terbatas, saling tukar pendapat, saling mengemukakan ide. Hal ini cenderung banyak kita temukan di anak-anak muda. Dari itulah iklim komunitas terbentuk, dan mewujudkan kebaikan-kebaikan untuk sesama.
Rinaldi Nur Ibrahim mengatakan Youth Ranger sendiri dibangun atas inisiatif anak-anak muda yang membutuhkan wadah. Berawal dari keresahan yang sama dan membentuk pola-pola pikir yang sama tercetuslah untuk membuat komunitas. Bukan sekedar tempat meluangkan waktu, tapi juga meluangkan gagasan, ide-ide, serta curhat-curhat anak-anak muda.
“Hal positif kita dalam berkomunitas adalah mengajak anak-anak muda untuk bertumbuh dan menghasilkan gagasan yang positif bagi masyarakat,” katanya.
Begitupun Inara Rusli mengatakan kesamaan visi dan misi menjadikan teman searah tercipta. Dalam komunitas itu kita bisa saling berjuang dan tidak merasa sendiri. Saling mendukung dan memberdayakan satu sama lain. “Selain itu kita juga ada kajian rutin dan program sosial lainnya. Tidak hanya berdaya untuk diri sendiri melainkan juga untuk orang lain.”
Dompet Dhuafa bersama komunitas yang saling mendukung adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, produktif, dan berkelanjutan. Keberadaan komunitas dalam masyarakat memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan sosial serta menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan bersama. Namun, untuk membangun komunitas yang berkelanjutan, diperlukan strategi yang matang dan usaha yang konsisten.
Wawang Sunarya, merupakan penggiat komunitas disabilitas berharap Dompet Dhuafa untuk terus meningkatkan kolaboraksi kebaikan. Awalnya komunitas disabilitas ini belum dapat bergerak dengan laju cepat, namun dengan berkolaboraksi Dompet Dhuafa dapat mewujudkan program komunitas berjalan.
“Banyak dari rekan-rekan disabilitas dapat mendorong kemandirian ekonominya, salah satunya pengusaha pembuat action figure, bahkan ada yang membuka toko maupun tempat usaha lainnya,” katanya.(*)