Ada Hari Batik Nasional, Kenapa Tidak Ada Hari Songket Nasional?

1 hour ago 5

Home > Budaya Friday, 03 Oct 2025, 16:28 WIB

Songket Palembang sudah lama dikenal karena motifnya yang sangat indah dan menarik, memiliki ciri-ciri khusus yang mencerminkan kebudayaan daerah.

 Akal Imitasi)Ilustrasi Perempuan sedang membatik. (FOTO: Akal Imitasi)

KINGDOMSRIWIJAYA – Batik atau kain batik di Indonesia telah diterima secara luas sebagai simbol identitas budaya nasional. Batik menjadi pakaian resmi, dipromosikan dalam diplomasi budaya. Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Selain itu ada pula imbauan berpakaian batik pada hari tertentu di lingkungan instansi pemerintahan dan sekolah.

Hari Batik Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 33 Tahun 2009 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tindak lanjut dari pengakuan UNESCO. Pengakuan internasional terhadap batik Indonesia mencapai puncak simbolis ketika UNESCO mendaftarkan “Indonesian Batik” ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2009. Pengakuan ini menegaskan batik bukan sekadar produk tekstil, tetapi sebuah praktik budaya yang berlapis—teknis, ritual, estetis, dan sosial.

Pada Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2025, seorang teman yang tengah memakai kemeja batik lengan panjang pun bertanya, “Kalau ada Hari Batik Nasional mengapa tidak ada Hari Songket Nasional? Di Palembang dan beberapa daerah di Sumatera kain songket sangat terkenal, sama-sama sudah diakui UNESCO sebagai warisan tak benda. Semoga tahun mendatang ada Hari Songket Nasional”, katanya.

Ada yang mau memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut? Silahkan. Memang dua tahun setelah masuknya Batik dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, UNESCO tahun 2021 memasukan Songket ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Sejarah Batik

Sebelum membahas tentang Songket, mari simak dulu sejarah Batik. Batik, sebagai seni pewarnaan kain dengan teknik penutupan lilin (malam) secara tradisional, memiliki akar sejarah yang sangat tua di Nusantara. Meskipun seni pewarnaan kain serupa telah ditemukan di berbagai belahan dunia, batik di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, mencapai puncak kompleksitas teknik dan filosofi.

Image

MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |