Kementerian Perindustrian Dorong Green Mobility untuk Masa Depan Otomotif Indonesia

1 day ago 15

(Beritadaerah - Jakarta) Industri otomotif nasional tengah mengalami perubahan besar akibat disrupsi teknologi, baik dari sisi produksi maupun jenis kendaraan yang dipasarkan. Berbagai kendaraan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan kini telah hadir di pasar Indonesia, termasuk kendaraan dengan teknologi internal combustion engine (ICE), hybrid, listrik berbasis baterai, dan fuel cell hidrogen. Menanggapi perkembangan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkenalkan konsep Green Mobility sebagai kebijakan strategis untuk mendorong penggunaan teknologi otomotif yang lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, serta berdaya saing tinggi. “Pemerintah menyambut baik kemajuan teknologi otomotif dan berkomitmen mendukungnya melalui konsep Green Mobility. Kebijakan ini akan menjadi pendekatan yang adaptif dan berkelanjutan untuk industri otomotif nasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara New Energy Vehicle yang diselenggarakan Kumparan di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Fasilitasi Teknologi dan Investasi Konsep Green Mobility juga mempertimbangkan kesinambungan investasi otomotif yang telah ada di Indonesia. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif bagi produsen kendaraan berteknologi ICE melalui program LCGC dan biofuel. Di sisi lain, untuk mendukung transisi ke kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan insentif PPNBM DTP dan kebijakan hilirisasi sumber daya alam guna mendukung industri baterai kendaraan listrik. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan insentif untuk kendaraan hybrid dan fuel cell hidrogen. “Prinsipnya, selama investasi tersebut menghasilkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung mobilitas masyarakat, maka pemerintah akan mendukung melalui kebijakan Green Mobility,” tambah Menperin. Potensi Pasar Domestik Masih Besar Pasar otomotif Indonesia dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia saat ini hanya 99 unit per 1.000 penduduk, jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (490 unit), Thailand (275 unit), Singapura (211 unit), Korea Selatan (530 unit), dan Jepang (670 unit). Dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa, peluang pertumbuhan pasar otomotif dalam negeri sangat terbuka. Percepatan Target Net Zero Emission (NZE) Konsep Green Mobility juga diharapkan menjadi bagian dari strategi percepatan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) sektor industri manufaktur pada tahun 2050—10 tahun lebih cepat dari target nasional. “Kami sudah berdiskusi dengan para pelaku industri dan mereka siap mendukung target NZE sektor manufaktur, termasuk dari industri otomotif,” ujar Menperin. Apresiasi untuk Polytron atas Peluncuran Mobil Listrik Nasional Dalam kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan apresiasi kepada PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) atas peluncuran mobil listrik Polytron G3. Peluncuran ini menjadi tonggak penting dalam sejarah industri otomotif nasional karena menghadirkan mobil listrik dengan merek asli Indonesia. “Polytron menunjukkan komitmen besar terhadap inovasi dan kemajuan industri otomotif nasional. Mobil listrik ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40 persen. Ini membuktikan bahwa industri dalam negeri mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Agus. Peluncuran ini juga relevan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, yang mewajibkan pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan BUMD membeli produk dalam negeri. Dengan capaian TKDN tersebut, mobil listrik Polytron berpeluang besar digunakan sebagai kendaraan dinas atau operasional instansi pemerintah. Komitmen Polytron pada Inovasi Lokal CEO Polytron, Hariono, menyampaikan bahwa peluncuran mobil listrik ini menjadi momen penting menjelang ulang tahun perusahaan ke-50 tahun pada September 2025. “Selama lima dekade terakhir, kami terus berinovasi untuk mempermudah kehidupan keluarga Indonesia melalui teknologi yang relevan,” ujar Hariono. Ia menambahkan bahwa mobil listrik Polytron dirancang agar tidak hanya inovatif, tetapi juga menjadi solusi mobilitas yang lebih ramah lingkungan, aman, dan terjangkau bagi masyarakat luas.

(Beritadaerah - Jakarta) Industri otomotif nasional tengah mengalami perubahan besar akibat disrupsi teknologi, baik dari sisi produksi maupun jenis kendaraan yang dipasarkan. Berbagai kendaraan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan kini telah hadir di pasar Indonesia, termasuk kendaraan dengan teknologi internal combustion engine (ICE), hybrid, listrik berbasis baterai, dan fuel cell hidrogen. Menanggapi perkembangan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkenalkan konsep Green Mobility sebagai kebijakan strategis untuk mendorong penggunaan teknologi otomotif yang lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, serta berdaya saing tinggi. “Pemerintah menyambut baik kemajuan teknologi otomotif dan berkomitmen mendukungnya melalui konsep Green Mobility. Kebijakan ini akan menjadi pendekatan yang adaptif dan berkelanjutan untuk industri otomotif nasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara New Energy Vehicle yang diselenggarakan Kumparan di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Fasilitasi Teknologi dan Investasi Konsep Green Mobility juga mempertimbangkan kesinambungan investasi otomotif yang telah ada di Indonesia. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif bagi produsen kendaraan berteknologi ICE melalui program LCGC dan biofuel. Di sisi lain, untuk mendukung transisi ke kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan insentif PPNBM DTP dan kebijakan hilirisasi sumber daya alam guna mendukung industri baterai kendaraan listrik. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan insentif untuk kendaraan hybrid dan fuel cell hidrogen. “Prinsipnya, selama investasi tersebut menghasilkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung mobilitas masyarakat, maka pemerintah akan mendukung melalui kebijakan Green Mobility,” tambah Menperin. Potensi Pasar Domestik Masih Besar Pasar otomotif Indonesia dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia saat ini hanya 99 unit per 1.000 penduduk, jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (490 unit), Thailand (275 unit), Singapura (211 unit), Korea Selatan (530 unit), dan Jepang (670 unit). Dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa, peluang pertumbuhan pasar otomotif dalam negeri sangat terbuka. Percepatan Target Net Zero Emission (NZE) Konsep Green Mobility juga diharapkan menjadi bagian dari strategi percepatan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) sektor industri manufaktur pada tahun 2050—10 tahun lebih cepat dari target nasional. “Kami sudah berdiskusi dengan para pelaku industri dan mereka siap mendukung target NZE sektor manufaktur, termasuk dari industri otomotif,” ujar Menperin. Apresiasi untuk Polytron atas Peluncuran Mobil Listrik Nasional Dalam kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan apresiasi kepada PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) atas peluncuran mobil listrik Polytron G3. Peluncuran ini menjadi tonggak penting dalam sejarah industri otomotif nasional karena menghadirkan mobil listrik dengan merek asli Indonesia. “Polytron menunjukkan komitmen besar terhadap inovasi dan kemajuan industri otomotif nasional. Mobil listrik ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40 persen. Ini membuktikan bahwa industri dalam negeri mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Agus. Peluncuran ini juga relevan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, yang mewajibkan pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan BUMD membeli produk dalam negeri. Dengan capaian TKDN tersebut, mobil listrik Polytron berpeluang besar digunakan sebagai kendaraan dinas atau operasional instansi pemerintah. Komitmen Polytron pada Inovasi Lokal CEO Polytron, Hariono, menyampaikan bahwa peluncuran mobil listrik ini menjadi momen penting menjelang ulang tahun perusahaan ke-50 tahun pada September 2025. “Selama lima dekade terakhir, kami terus berinovasi untuk mempermudah kehidupan keluarga Indonesia melalui teknologi yang relevan,” ujar Hariono. Ia menambahkan bahwa mobil listrik Polytron dirancang agar tidak hanya inovatif, tetapi juga menjadi solusi mobilitas yang lebih ramah lingkungan, aman, dan terjangkau bagi masyarakat luas.

(Beritadaerah – Jakarta)  Industri otomotif nasional tengah mengalami perubahan besar akibat disrupsi teknologi, baik dari sisi produksi maupun jenis kendaraan yang dipasarkan. Berbagai kendaraan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan kini telah hadir di pasar Indonesia, termasuk kendaraan dengan teknologi internal combustion engine (ICE), hybrid, listrik berbasis baterai, dan fuel cell hidrogen.

Menanggapi perkembangan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkenalkan konsep Green Mobility sebagai kebijakan strategis untuk mendorong penggunaan teknologi otomotif yang lebih ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energi, serta berdaya saing tinggi.

“Pemerintah menyambut baik kemajuan teknologi otomotif dan berkomitmen mendukungnya melalui konsep Green Mobility. Kebijakan ini akan menjadi pendekatan yang adaptif dan berkelanjutan untuk industri otomotif nasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara New Energy Vehicle yang diselenggarakan Kumparan di Jakarta, Selasa (6/5).

Fasilitasi Teknologi dan Investasi

Konsep Green Mobility juga mempertimbangkan kesinambungan investasi otomotif yang telah ada di Indonesia. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif bagi produsen kendaraan berteknologi ICE melalui program LCGC dan biofuel. Di sisi lain, untuk mendukung transisi ke kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan insentif PPNBM DTP dan kebijakan hilirisasi sumber daya alam guna mendukung industri baterai kendaraan listrik.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan insentif untuk kendaraan hybrid dan fuel cell hidrogen. “Prinsipnya, selama investasi tersebut menghasilkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung mobilitas masyarakat, maka pemerintah akan mendukung melalui kebijakan Green Mobility,” tambah Menperin.

Potensi Pasar Domestik Masih Besar

Pasar otomotif Indonesia dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia saat ini hanya 99 unit per 1.000 penduduk, jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (490 unit), Thailand (275 unit), Singapura (211 unit), Korea Selatan (530 unit), dan Jepang (670 unit). Dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa, peluang pertumbuhan pasar otomotif dalam negeri sangat terbuka.

Percepatan Target Net Zero Emission (NZE)

Konsep Green Mobility juga diharapkan menjadi bagian dari strategi percepatan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) sektor industri manufaktur pada tahun 2050—10 tahun lebih cepat dari target nasional. “Kami sudah berdiskusi dengan para pelaku industri dan mereka siap mendukung target NZE sektor manufaktur, termasuk dari industri otomotif,” ujar Menperin.

Apresiasi untuk Polytron atas Peluncuran Mobil Listrik Nasional

Dalam kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan apresiasi kepada PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) atas peluncuran mobil listrik Polytron G3. Peluncuran ini menjadi tonggak penting dalam sejarah industri otomotif nasional karena menghadirkan mobil listrik dengan merek asli Indonesia.

“Polytron menunjukkan komitmen besar terhadap inovasi dan kemajuan industri otomotif nasional. Mobil listrik ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40 persen. Ini membuktikan bahwa industri dalam negeri mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Agus.

Peluncuran ini juga relevan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, yang mewajibkan pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan BUMD membeli produk dalam negeri. Dengan capaian TKDN tersebut, mobil listrik Polytron berpeluang besar digunakan sebagai kendaraan dinas atau operasional instansi pemerintah.

Komitmen Polytron pada Inovasi Lokal

CEO Polytron, Hariono, menyampaikan bahwa peluncuran mobil listrik ini menjadi momen penting menjelang ulang tahun perusahaan ke-50 tahun pada September 2025. “Selama lima dekade terakhir, kami terus berinovasi untuk mempermudah kehidupan keluarga Indonesia melalui teknologi yang relevan,” ujar Hariono.

Ia menambahkan bahwa mobil listrik Polytron dirancang agar tidak hanya inovatif, tetapi juga menjadi solusi mobilitas yang lebih ramah lingkungan, aman, dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |