Jutaan Manusia Diprediksi Tinggal di Luar Angkasa Beberapa Dekade ke Depan

2 hours ago 6

Pendiri Amazon dan Blue Origin, Jeff Bezos, memprediksi jutaan orang akan tinggal di luar angkasa dalam beberapa dekade ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Amazon dan Blue Origin, Jeff Bezos, memprediksi jutaan orang akan tinggal di luar angkasa dalam beberapa dekade ke depan. Hal itu disampaikannya dalam penampilan publik saat menghadiri Italian Tech Week di Turin, Italia, pada Jumat (3/10/2025) waktu setempat.

Dalam diskusinya bersama Chairman Ferrari, John Elkann, Bezos mengatakan kehidupan di luar angkasa akan menjadi pilihan yang diambil secara sukarela oleh banyak orang. "Jutaan orang akan tinggal di luar angkasa dalam beberapa dekade ke depan, sebagian besar karena mereka memang ingin," kata Bezos seperti dilansir laman TechCrunch, Sabtu (4/10/2025).

Pernyataan tersebut dinilai sebagai respons tersirat terhadap rivalnya, Elon Musk, yang selama ini gencar mengampanyekan kolonisasi Mars. Musk bahkan pernah menyebut satu juta orang bisa tinggal di Planet Merah pada 2050.

Pada kesempatan yang sama, Bezos memprediksi pusat data berskala gigawatt akan dibangun di luar angkasa dalam 10 hingga 20 tahun ke depan. Menurutnya, pusat data di orbit akan mendapatkan energi matahari secara terus-menerus tanpa gangguan cuaca seperti awan dan hujan, sehingga dapat mengalahkan pusat data berbasis di bumi dari segi efisiensi biaya dan kinerja.

"Pusat data besar ini akan lebih baik dibangun di luar angkasa karena kita punya tenaga surya 24 jam sehari, tujuh hari sepekan. Tidak ada awan, hujan, atau cuaca buruk," kata dia.

Bezos juga mengatakan penggunaan infrastruktur luar angkasa untuk tujuan yang dapat meningkatkan kehidupan di bumi bukan hal baru, mengacu pada satelit cuaca dan komunikasi yang sudah ada saat ini. "Langkah berikutnya adalah pusat data, kemudian jenis manufaktur lainnya," kata Bezos. Namun, Bezos mengakui membangun dan mengoperasikan pusat data di luar angkasa juga memiliki tantangan, seperti biaya peluncuran roket, risiko kegagalan peluncuran, serta kesulitan dalam pemeliharaan dan pembaruan perangkat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |