Menag Nilai MQK Internasional 2025 Awal Kebangkitan Peradaban Islam Modern

1 hour ago 6

Meteri Agama Nasaruddin Umar memberikan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (29/5/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga Ketua Amirul Hajj mengumumkan delegasi Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 H /2025 M dan mulai bertugas memimpin misi haji Indonesia di Arab Saudi selama 20 hari mulai dari 29 Mei hingga 17 Juni 2025. Pembentukan dan pemberangkatan Amirul Hajj ini bertujuan membantu memberikan masukan dalam mengelola dan menata manajemen penyelenggaraan ibadah haji, utamanya hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi. Amirul Hajj diharapkan dapat menyapa, menggali masukan dan berkomunikasi langsung dengan jamaah selama di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR — Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar berharap Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Pesantren As’adiyah di Wajo, Sulawesi Selatan, menjadi awal kebangkitan dari peradaban Islam modern.

"Kita berharap MQK Internasional dapat melahirkan kembali generasi ilmuwan muslim yang bukan hanya piawai membaca kitab, tetapi juga mampu memberi solusi atas tantangan zaman, menjaga perdamaian, dan melestarikan lingkungan,” ujar Nasaruddin Umar di Wajo, Sulsel, Kamis (2/10/2025).

Menag mengungkapkan jika sejarah telah mencatat pada masa Khalifah Harun al-Rasyid di Baghdad lahir banyak ilmuwan besar, seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Farabi, hingga Ibnu Rusyd.

Ia menegaskan urgensi pelaksanaan MQK tidak hanya sebatas pada penguasaan kitab kuning. Menurut dia, MQK juga bertujuan mencetak generasi pewaris kitab turats yang mampu membentuk karakter kebangsaan.

Menurut dia, ajaran turats adalah kekayaan intelektual umat Islam terdahulu yang tertuang dalam kitab-kitab, manuskrip, dan karya ilmiah para ulama, mencakup berbagai bidang ilmu keislaman dan pemikiran, yang berfungsi sebagai warisan dan panduan untuk memahami ajaran Islam secara autentik dan menghadapi tantangan zaman.

"Ini menjadi momentum bersejarah, karena untuk kali pertama santri Indonesia berkompetisi membaca kitab kuning bersama delegasi internasional," kata dia.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |