Pemkot Malang Dorong Produktivitas Pertanian Lewat Gerakan Tanam Padi Serentak

1 week ago 18

Wahyu mengungkapkan, rata-rata hasil panen di Kota Malang mencapai delapan ton per hektare. Harga gabah di tingkat petani juga cukup kompetitif, yakni sekitar Rp6.700 per kilogram, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka Rp6.500. “Harga ini memotivasi petani untuk terus meningkatkan hasil panennya, yang tentunya berdampak positif pada ketahanan pangan kota,” ujarnya.

Wahyu mengungkapkan, rata-rata hasil panen di Kota Malang mencapai delapan ton per hektare. Harga gabah di tingkat petani juga cukup kompetitif, yakni sekitar Rp6.700 per kilogram, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka Rp6.500. “Harga ini memotivasi petani untuk terus meningkatkan hasil panennya, yang tentunya berdampak positif pada ketahanan pangan kota,” ujarnya.

(Beritadaerah – Malang) Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berkomitmen meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan daerah. Hal ini ditunjukkan melalui kegiatan tanam padi serentak yang dilaksanakan di lahan Kelompok Tani Sri Murni, Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun, Rabu (23/4/2025).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari agenda nasional Gerakan Tanam Padi Serentak di 14 provinsi yang juga diikuti Wali Kota Malang Wahyu Hidayat secara daring. Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran Forkopimda dan sejumlah pihak terkait.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa wilayah Kecamatan Sukun memiliki potensi pertanian yang besar, dengan total luas lahan mencapai 148 hektare. “Di Kelurahan Kebonsari saja, luas lahannya mencapai 24 hektare dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang,” jelasnya.

Wahyu mengungkapkan, rata-rata hasil panen di Kota Malang mencapai delapan ton per hektare. Harga gabah di tingkat petani juga cukup kompetitif, yakni sekitar Rp6.700 per kilogram, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka Rp6.500. “Harga ini memotivasi petani untuk terus meningkatkan hasil panennya, yang tentunya berdampak positif pada ketahanan pangan kota,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan kepada para petani, Pemkot Malang terus menyalurkan bantuan seperti pupuk bersubsidi, benih unggul padi dan jagung, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, menambahkan bahwa benih unggul yang digunakan dalam program ini memiliki masa tanam lebih singkat. Salah satunya adalah benih padi BK asal Situbondo, yang bisa dipanen dalam 75 hari, lebih cepat dibanding benih biasa yang memerlukan waktu hingga 102 hari. “Dengan masa tanam yang pendek, petani bisa panen hingga tiga kali dalam setahun,” jelasnya.

Dispangtan juga sedang menguji penggunaan teknologi drone untuk mempercepat proses penanaman. Slamet menjelaskan bahwa proses tanam yang biasanya memakan waktu 25 hari untuk lahan seluas tiga hektare, kini dapat diselesaikan dalam satu hari dengan bantuan drone. “Kami terus mencari cara agar proses pertanian lebih efisien dan efektif. Penggunaan drone menjadi salah satu inovasi yang kami coba,” tambahnya.

Lebih lanjut, Slamet menyampaikan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk mengoptimalkan lahan sawah milik pemerintah agar dapat dimanfaatkan secara produktif. “Ke depan, kami akan maksimalkan penggunaan alsintan dari tahap pengolahan lahan, penanaman, hingga panen. Target kami adalah mewujudkan panen tiga kali setahun di Kota Malang,” pungkasnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |