REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertanian sebagai strategi untuk meningkatkan ekspor, meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ekonomi lokal, dan membuka lapangan kerja baru. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Jumat.
Amran menyoroti kecenderungan Indonesia yang selama ini lebih banyak mengekspor komoditas mentah yang kemudian diolah negara lain menjadi produk dengan nilai tambah yang jauh lebih tinggi. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memimpin hilirisasi komoditasnya sendiri.
Pemerintah telah menyiapkan skema investasi sebesar Rp371,6 triliun untuk memperkuat program hilirisasi pertanian. Dana ini diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Investasi tersebut akan dipenuhi melalui kombinasi pembiayaan dari kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani, badan usaha milik negara (BUMN), serta keterlibatan sektor swasta dalam skema pembiayaan bersama. Rincian investasi meliputi dana KUR sebesar Rp189,462 triliun atau 51 persen, swasta Rp92,966 triliun atau 25 persen, dan BUMN Rp89,172 triliun atau 24 persen.
Sejumlah komoditas perkebunan yang akan dihilirisasi antara lain kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, lada/pala, dan ubi kayu.
Pertumbuhan Ekspor dan Produksi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh signifikan sebesar 38,25 persen pada Januari-Agustus 2025, mencapai nilai 4,57 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,30 miliar dolar AS.
Nilai ekspor sektor pertanian pada Agustus 2025 mencapai 0,6 miliar dolar AS, meningkat 10,98 persen dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar 0,54 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas total mencapai 23,89 miliar dolar AS pada bulan tersebut dengan kontribusi dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 0,60 miliar dolar AS.
BPS juga memperkirakan produksi beras nasional pada Januari-November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Kesejahteraan petani juga naik dengan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada September 2025 sebesar 124,36, meningkat 0,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara