Meski Masih Kontroversial, Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak TNI untuk Dididik

21 hours ago 11

Tangkapan layar dari Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL pada Jumat 2 Mei 2025. -Sejumlah anak anak nakal di Purwakarta, Jawa Barat dikirim ke barak militer untuk mengikuti pendidikan khusus selama 6 bulan | tribunnews

PURWAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Meski menuai kontroversi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tetap melaju dengan program pengiriman anak-anak bermasalah ke barak militer. Ia menganggap langkah ini sebagai upaya serius menyelamatkan generasi muda yang terjerat kenakalan remaja.

Dalam video terbaru yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada 1 Mei 2025, Dedi menunjukkan sejumlah siswa di Purwakarta yang siap diberangkatkan ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha untuk mengikuti program pendidikan karakter selama enam bulan.

“Ini siswa-siswa sudah masuk ke mobil resimen. Rata-rata mereka pernah tawuran, merokok, bahkan ada yang memakai narkoba,” ujar Dedi sambil memperlihatkan para siswa menaiki kendaraan milik TNI.

Markas pendidikan mereka berada di Batalyon Artileri Medan 9, Jalan Raya Sadang–Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Di lokasi inilah sekitar 40 anak mulai menapaki hari pertama pembinaan yang penuh disiplin ala militer.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, menyebut bahwa peserta program ini merupakan anak-anak yang sulit ditangani orangtua maupun sekolah. “Mereka yang bolos, sering tawuran, atau tidak bisa dikendalikan. Silakan lapor ke kami, akan kami bimbing bersama TNI,” tegasnya.

Orangtua pun menyambut program ini dengan harapan. Salah satunya mengaku anaknya yang masih SMP kerap ikut tawuran di sawah bersama teman-temannya. “Saya sudah kewalahan. Mudah-mudahan di sana dia berubah,” ucapnya penuh haru.

Tak hanya latihan baris-berbaris, para siswa akan mendapatkan pendidikan tentang kedisiplinan, tanggung jawab, serta keterampilan hidup. Mereka juga tetap mendapat akses untuk melanjutkan pendidikan informal selama masa pembinaan.

Dedi menegaskan bahwa ini adalah program jangka panjang dan tidak terbatas hanya untuk Purwakarta. “Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan. Nantinya akan diperluas ke daerah lain secara bertahap,” katanya saat konferensi pers di Bandung, Minggu (27/4/2025).

Siswa yang dikirim dipilih melalui kesepakatan antara pihak sekolah dan orangtua, dengan prioritas pada mereka yang terindikasi terlibat pergaulan bebas atau tindak kekerasan.

“Selama enam bulan mereka tinggal di barak. Tidak sekolah formal dulu. Tapi TNI akan membina langsung, menjemput mereka dari rumah, dan membentuk karakter mereka dari nol,” pungkas Dedi.  

www.tribunnews.com

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |