REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nu'aiman bin Amr bin Rafa'ah adalah salah satu sahabat Rasulullah yang unik dan menarik. Ia dikenal sebagai sosok yang humoris dan suka bercanda, sering membuat Rasulullah dan para sahabat lainnya tertawa dengan kejenakaannya.
Meskipun memiliki kebiasaan yang tidak terpuji, seperti mabuk, Nu'aiman tetap dicintai oleh Rasulullah karena ketulusan dan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Nu'aiman bin Amr berasal dari Bani Najjar. Ini adalah salah satu kabilah atau suku Arab yang tinggal di Madinah, khususnya di wilayah sekitar kota suci tersebut. Mereka termasuk dalam kelompok Anshar, yaitu penduduk asli Madinah yang menerima dan mendukung Nabi Muhammad SAW ketika beliau hijrah dari Mekkah.
Bani Najjar dikenal karena hubungan dekat mereka dengan Nabi Muhammad SAW dan peran aktif mereka dalam masyarakat Madinah pada masa awal Islam. Kabilah ini memiliki kedudukan penting dalam sejarah Islam karena beberapa sahabat Nabi yang terkemuka berasal dari Bani Najjar.
Dia termasuk salah satu sahabat yang setia menemani Rasulullah dalam berbagai peperangan, termasuk Perang Badar. Ia juga dikenal sebagai sosok yang berani dan memiliki semangat yang kuat dalam membela agama Islam.
Meskipun Nu'aiman memiliki kepribadian yang unik, ia tetap menjadi contoh bagi kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara humor dan keimanan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Rasulullah bahkan bersabda bahwa Nu'aiman kelak akan masuk surga sambil tertawa, karena ia sering membuat Rasulullah tertawa di dunia. Berikut adalah beberapa kisah terkenal yang menggambarkan humor Nu'aiman:
1. Menjual temannya sebagai budak
Dalam sebuah perjalanan, Nu'aiman bin Amr dan Suwaibith bin Harmalah, dua sahabat Nabi, diminta untuk menjaga makanan. Saat Suwaibith sedang tidur, Nu'aiman merasa iseng dan mencari cara untuk mengerjai temannya itu.
Dia menawarkan Suwaibith bin Harmalah sebagai budak kepada sekelompok pedagang. Ia memberi tahu para pedagang bahwa "budak" ini akan bersikeras bahwa dirinya merdeka.
Para pedagang itu percaya dan memberikan harga yang diminta. Ketika mereka hendak membawa Suwaibith pergi, Suwaibith terbangun dan menjelaskan bahwa dirinya orang merdeka.